Penampakan surat edaran yang dikeluarkan SMPN 2 Kota Bima yang meminta sumbangan ini itu kepada siswa |
Uang (sumbangan) yang baru disetor sekitar 60 porsen. Kalau ada keberatan dari orang tua siswa kita akan kembalikan
Kota Bima,Tabaca.my.id.-
Kebijakan Kepala Sekolah SMPN 2 Kota Bima, Jufri, S.Pd, mendapat keberatan sejumlah
orang tua siswa.
Pasalnya di tengah kondisi
darurat Virus Covid-19 seperti saat ini, pihak SMPN 2 Kota Bima masih saja tega mengeluarkan surat edaran kepada
seluruh siswa untuk membayar uang sumbangan pelepasan atau perpisahan siswa yang tamat, serta guru yang memasuki pensiun tahun 2020 ini.
“Di saat kita sedang menghadapi
kondisi darurat corona seperti sekarang ini, Kepala Sekolah (SMPN 2 Bima) malah
masih mewajibkan siswa untuk membayar uang perpisahan hanya untuk
pelepasan siswa dan perpisahan guru.
Padahal kita lagi menghadapi corona,” sesal salah satu orang tua siswa, yang menuntut untuk tidak
disebutkan namanya.
Masalah pungutan atau yang
diistilahkan sumbangan itu, menurut orang tua siswa tersebut memang menjadi
rutinitas tiap tahun pelepasan siswa.
“Tapi Kepala Sekolah harusnya melihat momen yang tepat dong. Bukan saat orang tua siswa lagi risau menghadapi bala corona.” Ujarnya.
Ditambah lagi, imbuh dia, saat ini siswa tidak diwajibkan untuk Ujian Nasional dan langsung terima ijasah. “Lalu untuk apa perlunya ada uang acara pelepasan siswa?” Tanya dia retoris.
Data yang
didapat wartawan Tabaca, rincian
biaya yang dipungut itu antara lain, sumbangan
acara pelepasan siswa sebesar Rp.55.000, Map ijazah berlogo Rp.20.000, foto copi pembuatan SKHU Rp.20.000, untuk pembangunan Musollah Rp.20.000 dan untuk sumbangan guru pensiun atau pindah tugas sejumlah 5 orang Rp.5 000 .
"Sebagaimana yang kami ketahui jumlah siswa kelas IX di
SMPN 2 sebanyak 11 kelas dengan jumlah siswa rata-rata 35 siswa.
Dengan jumlah sumbangan yang diminta
Total 145 ribu setiap siswa, berapa
jumlah uang masuk coba?" Keberatannya. .
Sementara Kepala SMPN
2 Kota Bima, Jufrin, S.Pd yang
dikonfirnasi di sekolahnya,
tidak menampik, bahwa
pihaknya memang telah
mengeluarkan surat kepada siswa kelas
IX untuk membayar uang pelepasan dan sumbangan lainnya.
Namun dari uang yang masuk itu, kata Jufrin, sebagian akan dibelikan map berlogo dan foto copi SKHU
untuk siswa.
Ia memaparkan, tahun
sebelumnya seluruh sumbangan pelepasan untuk siswa kelas IX sebesar 150 ribu. Sementara tahun ini “hanya” 120 ribu.
“Uang (sumbangan) yang baru disetor sekitar 60 porsen. Kalau ada
keberatan dari orang tua siswa kita akan
kembalikan,” janjinya.
Di tempat terpisah, Kepala
Bidang Dikmen Kota Bima, Gufran, S.Pd yang dikonfirmasikan di kantornya, juga menyesalkan kebijakan
Kepala SMPN 2 yang masih saja
punya pikiran untuk menarik pungutan dengan alasan untuk
pelepasan siswa saat corona sedang
menghantui masyarakat.
“Saat ini
tidak ada UN bagi siswa karena langsung terima ijazah. Saya baru tahu SMPN 2 pungut
uang pelepasan sementara dalam dana Bos ada anggaran untuk itu semua," pungkas Gufran.
Penulis : Jedo
Editor : Mustamin M. Nur
Tidak ada komentar
Posting Komentar