Foto : Pulau Satonda, (TripsTrus) |
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 2)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 3)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 4)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 5)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 6)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 7)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 8)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 9)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 4)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 5)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 6)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 7)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 8)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 9)
Labuan Beranti Dan Bukit
Kima
Penulsi : Alan Malingi |
Tiga
tempat ini berdekatan.Ada di desa Nanga Miro kecamatan Pekat Kabupaten Dompu.
Tempat ini sangat cocok untuk
bertamasya. Pasirnya yang putih, banyak perahu-perahu nelayan yang bersandar
dan mencari ikan, dan dapat melihat pulau Moyo di sisi barat. Di sebelah utara
Beranti, ada bukit dan hamparan pasir putih, namanya so Fanda. Di bukit ini
banyak terdapat keong raksasa atau Kima. Kima itu besar-besar. Menurut ahli,
kima itu terjadi karena proses alam jutaan tahun yang lalu. Tapi sayang,
kima-kima itu sudah banyak yang diambil orang terutama yang besar-besar seperti
meja. Memandang ke utara kita akan melihat pulau Satonda. Hanya butuh waktu
sekitar tiga puluh menit menuju pulau Satonda.
Pulau Satonda
Dari
puncak Gunung Tambora, pandangan mata
lebih leluasa pemandangan kawah, padang pasir, samudra lautan, dan Pulau
Satonda. Pulau Satonda sangat indah dengan pemandangannya yang masih alami, di
tengah-tengah pulau tersebut terdapat danau yang jernih dan dikelilingi oleh
tebing-tebing dari perbukitan yang masih alami. Pulau Satonda dengan ketinggian
antara 0 sampai 300 meter di atas permukaan laut merupakan taman rekreasi
(recreation park) dengan wilayah seluas 1.000 Ha mempunyai ciri-cirinya yang
unik.
Kenapa
dinamakan Satonda ? ada dua versi tentang ini. Yang pertama Maka pulau tersebut
dinamai Pulau Satonda dari kata tonda yang berarti tanda/jejak karena jarak
pulau ini dengan daratan cukup dekat sehingga dinamakan satonda atau
selalangkah. Kedua, Pulau tersebut dapat dilihat dari puncak Gunung Tambora,
tampak dari atas berbentuk telapak kaki kanan manusia, sehingga disebut dengan
nama Satonda.
Pulau
kecil ini bukan hanya indah, tapi juga penuh mitos dan legenda. Konon sejarah
Bima bisa dilacak dari pulau ini karena Sang Bima, pendiri kerajaan Bima,
sempat berlabuh di Satonda. Dia bertemu dengan seekor Naga bersisik emas. Naga
itu ternyata jelmaan dari seorang Dewi dari kayangan. Dari sinilah, asal muasal
keturunan raja-raja Bima.
Air Terjun Sori Marai
Di
sisi utara gunung Tambora ada sebuah sungai yang lebar dan sangat bagus untuk
mandi. Namanya Sori Marai. Air sungai ini mengalir sepanjang tahun. Tidak
pernah kering. Airnya yang bersih dan jernih menjadi tempat persinggahan bagi
orang-orang yang ke Tambora. Di sisi barat
juga ada sebuah air terjun yaitu air terjun Oi Marai.Ada juga yang
menyebut dengan air terjun Bidadari.
Tempatnya memang agak jauh dari jalur jalan utama yang ke Tambora.. Air
Terjun Sori Panihi berada di kaki utara gunung Tambora.Saat ini air terjun Sori
Panihi telah menjadi destinasi wisata alam yang ramai dikunjungi. Lokasi di
sekitar air terjun ini juga sangat cocok untuk kemah. Dari Air Terjun Sori
Marai juga menjadi pos 1 bagi para pendaki menuju puncak Tambora. Kegiatan Teka
Tambora selalu mendaki melalui jalur ini.
Tradisi Pasar Senin Dan
Pasar Minggu
Di
Kadindi dan Calabai ada pasar senin. Kemudian di Calabai ada yang namanya Pasar
Minggu.Jika ke Tambora pada hari-hari itu maka kita akan bertemu dengan pasar
Senin dan Pasar Minggu. Apalagi dari pagi hingga siang hari cukup ramai. Pasar
senin hanya ada pada hari senin dari pagi hingga siang hari waktu zuhur. Pasar
minggu adanya hanya pada hari minggu dari pagi hingga siang hari. Penjual dan
pembeli datang dari Mbojo,Dompu,sampai pulau Moyo di sebelah barat Tambora.
Mulai hari sabtu,perahu dari pulau Moyo berdatangan membawa pisang,
buah-buahan, beras, ayam, sapi,kambing, ikan dan berbagai hasil bumi yang akan
dijual. Begitu juga yang datang dari Mbojo membawa barang untuk dijual. Tradisi
ini sudah ada sebelum letusan gunung Tambora. Pembauran antara warga
Bali,Lombok, Moyo, Dompu, Mbojo sudah terjalin lama dan bahkan ada yang ketemu
jodoh di tempat itu meski pertemuan hanya sekali seminggu.
Kebun Dan Pabrik Kayu Putih
Setelah
sekian vacum, PT. Sanggar Agro mulai menanam tanaman Kayu Putih di Tambora
Utara yang masuk dalam wilayah kabupaten Bima. Saat ini telah beroperasi perusahaan minyak kayu putih terbesar di
dunia yang dikelola oleh PT Sanggaragro
Karya Persada (SKP). Kapasitas mengolah daun minyak kayu putih mencapai 60 ton
perhari. Direncanakan perusahaan ini akan mampu mengolah 200 ton daun kayu
putih sehari. Hanya saja, perusahaan ini belum menggunakan merek sendiri karena
produksinya disuplai untuk kebutuhan minyak kayu putih cap Elang dan suplier
lain di Surabaya. Direncanakan, perusahaan ini akan menggunakan nama paten
Minyak Kayu Putih Gunung Tambora.
Demikianlah
tulisan bersambung dalam rangka mengenang letusan dahsyat Tambora 1815. Semoga
kita dapat mengambil ibrah dari peristiwa yang terjadi dua abad silam. Dari
rangkaian peristiwa itu tentu menjadi sebuah perenungan bahwa kehidupan ini
irama, suka dan duka, sengsara dan bahagia. Letusan Tambora menjadi pengingat
bahwa manusia dan mahluk lainnya hanyalah nokhtar kecil yang tidak memiliki
kekuatan dalam jangkauan kekuasaan pemilik alam, Allah SWT.
Semoga
tulisan bersambung ini bermanfaat dan terima kasih bagi yang telah
membaca,mengkritik dan memberikan apresiasi.
Tidak ada komentar
Posting Komentar