Foto : Pesona Travel (Alan Maling) |
Jika mendapati senja di sepanjang savana tambora mulai dari doro peti hingga doro ncanga, berhentilah sejenak. pandanglah ke hamparan savana dan ratusan ekor sapi yang sedang merumput. Dengarlah alunan simphony yang lahir dari setiap lonceng di leher sapi-sapi itu. Anda akan mendengar irama tang ting tung tong yang bersahut sahutan membentuk simponi Dengan irama khas savana.
Sebelumnya
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 1)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 3)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 4)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 5)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 6)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 7)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 8)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 4)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 5)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 6)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 7)
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 8)
Simponi Senja Savana Tambora.
Penulsi : Alan Malingi |
Salah
satu sudut keindahan Tambora adalah Padang Savana baik yang terhampar di
wilayah selatan maupun utara. Savana Doro Ncanga kecamatan Pekat Kabupaten
Dompu adalah yang paling luas dan rata. Di musim hujan, Savana ini tampak hijau
sejauh mata memandang. Di musim kemarau tampak coklat dan gersang. Tetapi
kegerssangan pun memiliki keiunikan dan keindahan tersendiri.
Jika
mendapati senja di sepanjang savana tambora mulai dari doro peti hingga doro
ncanga, berhentilah sejenak. pandanglah ke hamparan savana dan ratusan ekor
sapi yang sedang merumput. Dengarlah alunan simphony yang lahir dari setiap
lonceng di leher sapi-sapi itu. Anda akan mendengar irama tang ting tung tong
yang bersahut sahutan membentuk simponi Dengan irama khas savana. ternyata
bunyi yang berbeda beda dari lonceng sapi itu juga menunjukkan bahwa sapi sapi
itu tidak satu pemiliknya meski ngerumput bersama.
Ketika
senja mulai gelap datang.lah coboy savana dengan sepeda motor sambil memegang
cambuk menggiring sapi sapi sapi itu ke.kandang atau tempat khusus yang
disiapkan untuk peristirahatan sapi di malam.hari. Malam pun tiba, simphony
senja semakin pudar, semakin hilang bersama terbitnya sang bulan.
Mada Oi Tampuro Dan Hodo
Mata
air Oi Tampuro merupakan obyek wisata sumber mata air yang sangat jernih dan
debit air yang cukup besar, sehingga memebrikan nuansa yang berbeda pada obyek
wisata ini bagaikan muara di tengah padang gersang yang mampu memberikan
kasejukan dan kesegaran alami. Mata air
Tampuro jaraknya kurang lebih 100 km dari Ibukota Kabupaten Bima dan 15
km dari Ibukota Kecamatan Sanggar, Lokasi yang sangat strategis dan dapat
dijangkau dengan kendaraan bermotor baik roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat)
bdengan jarak tempuh kurang lebih 3 jam.
Keyakinan
masyarakat setempat tentang mata air ini cukup lama berkembang. Jika mandi dan
meminum langsung air ini dari celah bebatuan adalah obat awet muda dan
menyembuhkan segala penyakit. Disamping itu, masyarakat Sanggar berasumsi bahwa
Mata Air Tampuro dan Mata Air Hodo di Kempo Dompu memiliki sumber yang sama
yaitu dari bekas kerajaan Tambora yang telah tertimbun akibat letusan dahsyat
Tambora sejak tahun 1815.
Doro Bente
Nama
Doro Bente sudah lama dikenal oleh masyarakat. Doro Bente terletak di sisi
selatan jalan padang savana doro Ncanga. Doro adalah gunung. Bente adalah
benteng. Doro Bente telah lama menjadi buah tutur masyarakat bahwa di sekitar
tempat itu adalah benteng pertahanan yang telah tertimbun material letusan
Tambora.
Ternyata
apa yang menjadi tutur masyarakat tentang Doro Bente memiliki korelasi dengan
Phillip Droge seorang jurnalis Belanda yang memiliki peta lama yang dibuat
Belanda pada tahun 1794. Peta tersebut memuat sebuah benteng
pertahanan.Phillips mengirimkan peta lama yang dibuat Belanda tahun 1794.
Peta
dari jurnalis Belanda itu kemudian ditindaklanjuti dengan serangkaian
penelitian. Pada tahun 2015 para arkeolog dari Balai Arkeologi Denpasar mulai
melakukan penelitian. Mereka menemukan ada singkapan batu pasir yang menyerupai
benteng. Dari situlah mulai dilakukan pengembangan dengan menggali informasi
dari masyarakat sekitar dan pekerja pasir yang mengatakan di Doro Bente ada
benteng yang masih berdiri kokoh.
Para
Arkeolog telah menemukan mata rantai yang kuat antara tutur masyrarakat dengan
peta Philip Droge 1794. Hasil penggalian sementara menunjukkan bahwa lokasi itu
adalah benteng pertahanan sebuah kerajaan. Jika ditilik dari lokasi penemuan,
maka besar kemungkinan benteng itu adalah benteng Kerajaan Pekat yang telah
hilang akibat amukan Tambora.
Sarae Nduha
Di
sebelah barat Doro Bente sekitar 10 menit perjalanan menuju Tambora, terdapat
tempat wisata yang disebut Sarae Nduha. Sarae berarti pasir. Nduha adalah
ambruk. Sarae Nduha sebenarnya adalah fenomena pasir ambruk. Hamparan pasir
setinggi sekitar 6 meter telah menimbun pantai di selatan savana Doro Ncanga.
Sarae Nduha telah menjadi destinasi wisata favorit di wilayah kecamatan Pekat
Dompu.
(Bersambung)
Tidak ada komentar
Posting Komentar