Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 9) - Media Tabaca
BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

header-ad

Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 9)



Foto : Pesona Travel (Alan Maling)
Jika mendapati senja di sepanjang savana tambora mulai dari doro peti hingga doro ncanga, berhentilah sejenak. pandanglah ke hamparan savana dan ratusan ekor sapi yang sedang merumput. Dengarlah alunan simphony yang lahir dari setiap lonceng di leher sapi-sapi itu. Anda akan mendengar irama tang ting tung tong yang bersahut sahutan membentuk simponi Dengan irama khas savana.

Sebelumnya
Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 1)


Simponi Senja  Savana Tambora.

Penulsi : Alan Malingi
Salah satu sudut keindahan Tambora adalah Padang Savana baik yang terhampar di wilayah selatan maupun utara. Savana Doro Ncanga kecamatan Pekat Kabupaten Dompu adalah yang paling luas dan rata. Di musim hujan, Savana ini tampak hijau sejauh mata memandang. Di musim kemarau tampak coklat dan gersang. Tetapi kegerssangan pun memiliki keiunikan dan keindahan tersendiri.

Jika mendapati senja di sepanjang savana tambora mulai dari doro peti hingga doro ncanga, berhentilah sejenak. pandanglah ke hamparan savana dan ratusan ekor sapi yang sedang merumput. Dengarlah alunan simphony yang lahir dari setiap lonceng di leher sapi-sapi itu. Anda akan mendengar irama tang ting tung tong yang bersahut sahutan membentuk simponi Dengan irama khas savana. ternyata bunyi yang berbeda beda dari lonceng sapi itu juga menunjukkan bahwa sapi sapi itu tidak satu pemiliknya meski ngerumput bersama.

Ketika senja mulai gelap datang.lah coboy savana dengan sepeda motor sambil memegang cambuk menggiring sapi sapi sapi itu ke.kandang atau tempat khusus yang disiapkan untuk peristirahatan sapi di malam.hari. Malam pun tiba, simphony senja semakin pudar, semakin hilang bersama terbitnya sang bulan.

Mada Oi Tampuro Dan Hodo

Mata air Oi Tampuro merupakan obyek wisata sumber mata air yang sangat jernih dan debit air yang cukup besar, sehingga memebrikan nuansa yang berbeda pada obyek wisata ini bagaikan muara di tengah padang gersang yang mampu memberikan kasejukan dan kesegaran alami. Mata air  Tampuro jaraknya kurang lebih 100 km dari Ibukota Kabupaten Bima dan 15 km dari Ibukota Kecamatan Sanggar, Lokasi yang sangat strategis dan dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor baik roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat) bdengan jarak tempuh kurang lebih 3 jam.

Keyakinan masyarakat setempat tentang mata air ini cukup lama berkembang. Jika mandi dan meminum langsung air ini dari celah bebatuan adalah obat awet muda dan menyembuhkan segala penyakit. Disamping itu, masyarakat Sanggar berasumsi bahwa Mata Air Tampuro dan Mata Air Hodo di Kempo Dompu memiliki sumber yang sama yaitu dari bekas kerajaan Tambora yang telah tertimbun akibat letusan dahsyat Tambora sejak tahun 1815.

Doro Bente

Nama Doro Bente sudah lama dikenal oleh masyarakat. Doro Bente terletak di sisi selatan jalan padang savana doro Ncanga. Doro adalah gunung. Bente adalah benteng. Doro Bente telah lama menjadi buah tutur masyarakat bahwa di sekitar tempat itu adalah benteng pertahanan yang telah tertimbun material letusan Tambora.

Ternyata apa yang menjadi tutur masyarakat tentang Doro Bente memiliki korelasi dengan Phillip Droge seorang jurnalis Belanda yang memiliki peta lama yang dibuat Belanda pada tahun 1794. Peta tersebut memuat sebuah benteng pertahanan.Phillips mengirimkan peta lama yang dibuat Belanda tahun 1794.

Peta dari jurnalis Belanda itu kemudian ditindaklanjuti dengan serangkaian penelitian. Pada tahun 2015 para arkeolog dari Balai Arkeologi Denpasar mulai melakukan penelitian. Mereka menemukan ada singkapan batu pasir yang menyerupai benteng. Dari situlah mulai dilakukan pengembangan dengan menggali informasi dari masyarakat sekitar dan pekerja pasir yang mengatakan di Doro Bente ada benteng yang masih berdiri kokoh.

Para Arkeolog telah menemukan mata rantai yang kuat antara tutur masyrarakat dengan peta Philip Droge 1794. Hasil penggalian sementara menunjukkan bahwa lokasi itu adalah benteng pertahanan sebuah kerajaan. Jika ditilik dari lokasi penemuan, maka besar kemungkinan benteng itu adalah benteng Kerajaan Pekat yang telah hilang akibat amukan Tambora.

Sarae Nduha

Di sebelah barat Doro Bente sekitar 10 menit perjalanan menuju Tambora, terdapat tempat wisata yang disebut Sarae Nduha. Sarae berarti pasir. Nduha adalah ambruk. Sarae Nduha sebenarnya adalah fenomena pasir ambruk. Hamparan pasir setinggi sekitar 6 meter telah menimbun pantai di selatan savana Doro Ncanga. Sarae Nduha telah menjadi destinasi wisata favorit di wilayah kecamatan Pekat Dompu.

(Bersambung)

« PREV
NEXT »

Tidak ada komentar