Sumber foto : Anonim (Alan Malingi) |
Sebelumnya :
Penulis : Alan Malingi |
Ketika Ismail naik tahta, kekalutan ekonomi terus melanda.
Diperparah lagi dengan kondisi di perairan laut Flores dan sekitarnya dipenuhi
para bajak laut atau yang dikenal dengan “Tabelo”. Perairan Sulawesi juga tak
luput dari serangan Tabelo. Suasana di laut semakin kacau. Kampung-kampung dan
pulau-pulau tak luput dari serangan. Harta benda dijarah. Jiwa manusiapun
berguguran. Para penghuni pulau banyak yang mengungsi mencari tempat yang aman.
Perairan selat Sape
dan sekitarnya hingga di wilayah kerajaan Sanggar diserang Tabelo yang dikenal
oleh orang-orang Bima dengan Pabelo. Serangan Pabelo memaksa Sultan Ismail
membentuk pasukan khusus menumpas Pabelo. Pasukan itu diberinama “Suba Ngaji”.
Tugas khusus lasykar ini adalah menumpas Pabelo dan mengamankan sultan beserta
keluarganya dari Pabelo.
Pabelo memporak-porandakan kerajaan Sanggar yang belum pulih
dari amukan Tambora. Rakyat yang tidak berdaya diangkat dengan paksa dan
dijadikan budak belian sebagai salah satu komoditi dagang dalam pasar perompak.
Kesengsaraan rakyat Sanggar digoreskan oleh peneliti ilmu alam bernama Coffs
asal Belgia. Dalam catatan hariannya sebagaimana dikutip H.Abdullah Tayib, BA
dalam buku Sejarah Bima Dana Mbojo halaman 239 sebagai berikut :
“ Dia bercakap-cakap dalam bahasa Melayu yang cukup bagus.Dia
harus bercocok tanam sendiri dan dia sendiri yang memotong kayu bakar dan
memikulnya pulang. Saya merasa kasihan selalu.”
Coffs menceritakan tentang kondisi Raja Sanggar yang jatuh
bangun menghadapi kesulitan ekonomi akibat amukan Tambora maupun serangan bajak
laut itu. Inilah yang menjadi sebab kenapa kerajaan Sanggar tidak mampu bangkit
dari kedaulatannya akibat amukan Tambora dan diperparah oleh serangan bajak
laut. Setengah abad kemudian, kerajaan ini akhirnya bergabung dengan kerajaan
Bima tepat pada tahun 1926.
Ketika para Pabelo memasuki perairan Sape, lasykar Suba
Ngaji menumpas Pabelo. Dengan kekuatan
penuh dibawah pimpinan Jeneli Parado dan Bumi Waworada, pabelo akhirnya dapat
ditumbangkan dan kepala pimpinannya dibawa ke hadapan Sultan Ismail. Suba Ngaji
terus bergerak menunpas para Pabelo di setiap perairan Bima. Sehingga sejak
saat itu Bima aman dari serangan Pabelo.
Setelah penumpasan Pabelo, Sultan Ismail mulai memperbaiki
kondisi ekonomi kesultanan Bima. Sawah-sawah baru dicetak, tambak-tambak
dibuat, dan dilakukan pembenahan di segala bidang. Kesultanan Bima akhirnya
mampu keluar dari krisis akibat letusan Tambora.
( Bersambung )
Tidak ada komentar
Posting Komentar