Foto : Casper David Friedrich dalam lukisan temaram Kota dan Pelabuhan Jerman di tahun 1815-1816. |
Letusan Tambora 1815 mengguncang dunia. Di Jerman, pasca letusan dahsyat itu membawa dampak yang luar biasa. Negara ini mengalami kegelapan dan diabadikan oleh seorang pelukis bernama Casper David Friedrich dalam lukisan temaram Kota dan Pelabuhan Jerman di tahun 1815-1816
Sebelumnya :
Penulis : Alan Malingi |
.........Letusan Tambora membawa dampak
global. Eropa mengalami tahun-tahun tampa musim panas atau The Year Without
Summer. Suasana gelap dan musim kemarau
berubah menjadi musim dingin yang berkepanjangan. Panen gagal, wabah penyakit
melanda. wabah tifus di tenggara Eropa dan Laut Tengah bagian timur diantara
tahun 1816 dan tahun 1819. Banyak ternak meninggal di New England selama musim
dingin tahun 1816-1817. Suhu udara yang dingin dan hujan besar menyebabkan
gagal panen di Kepulauan Britania.
Keluarga-keluarga di Wales
mengungsi dan mengemis untuk makanan. Kelaparan merata di Irlandia utara dan
barat daya karena gandum, haver dan kentang mengalami gagal panen. Krisis
terjadi di Jerman, harga makanan naik dengan tajam. Akibat kenaikan harga yang
tidak diketahui menyebabkan terjadinya demonstrasi di depan pasar dan toko roti
yang diikuti dengan kerusuhan, pembakaran rumah dan perampokan yang terjadi di
banyak kota-kota di Eropa.
Kekalahan Napoleon
Letusan Gunung tambora membawa kekalahan bagi Napoleon Bonaprte. Tanggal
18 Juni 1815 menjadi saat yang paling disesali Napoleon Bonaparte sepanjang
hidupnya. Menjelang matahari tenggelam pada hari itu, Napoleon dan bala
tentaranya terjepit pasukan Inggris dan Russia di Waterloo, sebuah dataran
rendah di kawasan Belgia. Pagi hari sebelumnya, Napoleon memutuskan
mengundurkan serangan yang telah ia persiapkan karena cuaca yang memburuk. Kala
itu, ia berharap cuaca buruk akan lewat pada tengah hari dan pertempuran bisa
dimulai. Namun, penguasa Prancis itu salah.
Cuaca tetap buruk dan napoleon
gagal menghimpun pasukannya tepat waktu. Konsolidasi pasukan musush lebih
cepat. Kereta-kereta penghela meriam Napoleon terjebak lumpur karena tanah
masih diliputi salju. Pertengahan tahun
1815 telah terjadi hujan salah musim di di Eropa.Kota-kota di Eropa dirundung
hujan amat deras. Jalan-jalan kota di Eropa terendam, transportasi jadi lambat.
Itu juga yang membuat Napoleon menyerah . perang di Waterloo adalah akhir dari
sebuah kisah tragis Napoleon Bonaparte.
Kekalahan Napoleon di Waterloo
membuat peta politik dunia berubah. Perancis yang sebelumnya menjai salah satu
negara dengan kekuatan yang luas, berubah menjadi negara dengan wilayah
kekuasaan yang lebih sempit, lebih kecil jika dibandingkan wilayah Perancis
saat meletusnya Revolusi Perancis.
Kelahiran Sepeda
Musim dingin berkepanjangan
membuat harga pakan ternak tak terjangkau dan bahkan kehabisan stok. Kuda
sebagai alat transportasi di Eropa banyak yang mati. Lahirlah ide dari seorang
berkebangsaan Jerman bernama Karl Drais membuat sepeda. Ken McGin dalam
tulisannya berjudul ”The Origin of Bicycle” menulis, seorang Jerman berusia 34
tahun bernama Karl Drais membuat alat sederhana beroda dua yang kemudian diberi
nama draisine.Draisine dibuat dari bahan kayu dan belum memiliki pedal.
Satu-satunya cara untuk mengendarai sepeda ini adalah dengan menjejakkan kaki
ke tanah agar draisine mau meluncur.
Karl Drais memulai sejarah
baru bepergian tanpa kuda ketika mengendarai sepedanya pada 12 Juni 1817
sepanjang 7,5 kilometer di jalanan Mannheim-Schwetzingen di Jerman. Pada tahun
1863, Pierre Michaux dari Prancis menambahkan engkol dan pedal di roda depan
sehingga lahirlah velocipede, sepeda modern yang bisa dikendarai tanpa
menjejakkan kaki di tanah. Michaux menjadi perintis produksi sepeda secara
massal. Kelahiran alat transportasi sepeda di Eropa tidak lain disebabkan oleh
Letusan Dahsyat Tambora.
Kelahiran Novel Horor
Frankenstein
Akibat letusan Tambora dan
susasana horor di Eropa kala itu memberi inspirasi pengarang Mary Shelley menulis
kisah seramnya "Frankenstein" tahun 1818. Frankenstein
adalah sebuah novel gothik karya penulis Mary Shelley berkebangsaan Inggris. Mary mulai menulis
kisah Frankenstein ketika ia berumur 18 tahun, dan berakhir pada usianya
menginjak 19 tahun. Edisi pertama dipublikasikan dengan tanpa nama pengarangnya
di London tahun 1818. Nama Mary baru muncul pada edisi kedua yang terbit pada
tahun 1831.
Cerita Frankenstein berkisah
tentang Victor, seorang ilmuwan Swiss, yang lahir di Jenewa dan dibesarkan orang
tuanya untuk memahami dunia lewat ilmu pengetahuan. Ketika kanak-kanak, ia
melihat petir menyambar pohon, lalu bertanya-tanya itukah sumber kehidupan?
Apakah manusia dapat menciptakan manusia lain?
Victor yang gila pun mulai
bekerja untuk meniru ciptaan terbesar Tuhan. Ia membuat monster dari serpihan
dan potongan orang mati. Serpihan dan potongan tubuh itu disatukan dengan cara
dijahit bersama, dan dihidupkan lagi menggunakan listrik dari petir. Tak perlu
dikatakan, terlepas dari semua yang telah dilakukannya, eksperimen itu jadi
lepas kendali.
Jerman Dalam Balutan Kabut Tambora
Letusan Tambora 1815
mengguncang dunia. Di Jerman, pasca letusan dahsyat itu membawa dampak yang
luar biasa. Negara ini mengalami kegelapan dan diabadikan oleh seorang pelukis bernama
Casper David Friedrich dalam lukisan temaram Kota dan Pelabuhan Jerman di tahun
1815-1816. Foto lukisan yang pertama adalah temaram kota Neubrandenberg di
Jerman dan foto di bawah adalah suasana temaram pelabuhan di Jerman. Foto
lukisan ini dikirim oleh teman saya Edi Susilo.
Setelah diketahui bahwa
kegelapan itu disebabkan oleh letusan Tambora, Jerman mengirimkan pakar Bio
Geografi Dr. Benhard Rensch dan kawan kawan untuk melakukan eksplorasi ke
Indonesia khususnya ke kepulauan Nusa Tenggara guna melakukan penelitian. Para
peneliti Jerman menyisir pulau Sumbawa hingga ke Timor.
Bio-geografi adalah cabang
dari ilmu biologi yang mempelajari keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan
waktu. Bio Geografi bertujuan untuk mengungkapkan latarbelakang kehidupan
organisme dan apa yang mempengaruhinya.
Hasil dari penelitian ini
diterbitkan pada tahun 1830 dengan judul "Eine Biologisch Reise Nach Den
Kleinch Sunda- Inseln.Laporan penelitian ini sangat penting bagi kita untuk
mengetahui keakaragaman hayati di pulau Sumbawa sebagai dampak letusan dahsyat
Tambora. Mudah mudahan sudah diterjemahkan.
( Bersambung )
Tidak ada komentar
Posting Komentar