Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 4) - Media Tabaca
BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

header-ad

Mengenang Bencana April 1815 (Bagian 4)


Foto : Casper David Friedrich dalam lukisan temaram Kota dan Pelabuhan Jerman di tahun 1815-1816.
Letusan Tambora 1815 mengguncang dunia. Di Jerman, pasca letusan dahsyat itu membawa dampak yang luar biasa. Negara ini mengalami kegelapan dan diabadikan oleh seorang pelukis bernama Casper David Friedrich dalam lukisan temaram Kota dan Pelabuhan Jerman di tahun 1815-1816
Sebelumnya :


Penulis : Alan Malingi
.........Letusan Tambora membawa dampak global. Eropa mengalami tahun-tahun tampa musim panas atau The Year Without Summer.  Suasana gelap dan musim kemarau berubah menjadi musim dingin yang berkepanjangan. Panen gagal, wabah penyakit melanda. wabah tifus di tenggara Eropa dan Laut Tengah bagian timur diantara tahun 1816 dan tahun 1819. Banyak ternak meninggal di New England selama musim dingin tahun 1816-1817. Suhu udara yang dingin dan hujan besar menyebabkan gagal panen di Kepulauan Britania.

Keluarga-keluarga di Wales mengungsi dan mengemis untuk makanan. Kelaparan merata di Irlandia utara dan barat daya karena gandum, haver dan kentang mengalami gagal panen. Krisis terjadi di Jerman, harga makanan naik dengan tajam. Akibat kenaikan harga yang tidak diketahui menyebabkan terjadinya demonstrasi di depan pasar dan toko roti yang diikuti dengan kerusuhan, pembakaran rumah dan perampokan yang terjadi di banyak kota-kota di Eropa.

Kekalahan Napoleon

Letusan Gunung tambora  membawa kekalahan bagi Napoleon Bonaprte. Tanggal 18 Juni 1815 menjadi saat yang paling disesali Napoleon Bonaparte sepanjang hidupnya. Menjelang matahari tenggelam pada hari itu, Napoleon dan bala tentaranya terjepit pasukan Inggris dan Russia di Waterloo, sebuah dataran rendah di kawasan Belgia. Pagi hari sebelumnya, Napoleon memutuskan mengundurkan serangan yang telah ia persiapkan karena cuaca yang memburuk. Kala itu, ia berharap cuaca buruk akan lewat pada tengah hari dan pertempuran bisa dimulai. Namun, penguasa Prancis itu salah.

Cuaca tetap buruk dan napoleon gagal menghimpun pasukannya tepat waktu. Konsolidasi pasukan musush lebih cepat. Kereta-kereta penghela meriam Napoleon terjebak lumpur karena tanah masih diliputi salju.  Pertengahan tahun 1815 telah terjadi hujan salah musim di di Eropa.Kota-kota di Eropa dirundung hujan amat deras. Jalan-jalan kota di Eropa terendam, transportasi jadi lambat. Itu juga yang membuat Napoleon menyerah . perang di Waterloo adalah akhir dari sebuah kisah tragis Napoleon Bonaparte.

Kekalahan Napoleon di Waterloo membuat peta politik dunia berubah. Perancis yang sebelumnya menjai salah satu negara dengan kekuatan yang luas, berubah menjadi negara dengan wilayah kekuasaan yang lebih sempit, lebih kecil jika dibandingkan wilayah Perancis saat meletusnya Revolusi Perancis.

Kelahiran Sepeda

Musim dingin berkepanjangan membuat harga pakan ternak tak terjangkau dan bahkan kehabisan stok. Kuda sebagai alat transportasi di Eropa banyak yang mati. Lahirlah ide dari seorang berkebangsaan Jerman bernama Karl Drais membuat sepeda. Ken McGin dalam tulisannya berjudul ”The Origin of Bicycle” menulis, seorang Jerman berusia 34 tahun bernama Karl Drais membuat alat sederhana beroda dua yang kemudian diberi nama draisine.Draisine dibuat dari bahan kayu dan belum memiliki pedal. Satu-satunya cara untuk mengendarai sepeda ini adalah dengan menjejakkan kaki ke tanah agar draisine mau meluncur.

Karl Drais memulai sejarah baru bepergian tanpa kuda ketika mengendarai sepedanya pada 12 Juni 1817 sepanjang 7,5 kilometer di jalanan Mannheim-Schwetzingen di Jerman. Pada tahun 1863, Pierre Michaux dari Prancis menambahkan engkol dan pedal di roda depan sehingga lahirlah velocipede, sepeda modern yang bisa dikendarai tanpa menjejakkan kaki di tanah. Michaux menjadi perintis produksi sepeda secara massal. Kelahiran alat transportasi sepeda di Eropa tidak lain disebabkan oleh Letusan Dahsyat Tambora.

Kelahiran Novel Horor  Frankenstein

Akibat letusan Tambora dan susasana horor di Eropa kala itu memberi inspirasi pengarang Mary Shelley menulis kisah seramnya "Frankenstein" tahun 1818.  Frankenstein  adalah sebuah novel gothik karya penulis Mary Shelley  berkebangsaan Inggris. Mary mulai menulis kisah Frankenstein ketika ia berumur 18 tahun, dan berakhir pada usianya menginjak 19 tahun. Edisi pertama dipublikasikan dengan tanpa nama pengarangnya di London tahun 1818. Nama Mary baru muncul pada edisi kedua yang terbit pada tahun 1831.

Cerita Frankenstein berkisah tentang Victor, seorang ilmuwan Swiss, yang lahir di Jenewa dan dibesarkan orang tuanya untuk memahami dunia lewat ilmu pengetahuan. Ketika kanak-kanak, ia melihat petir menyambar pohon, lalu bertanya-tanya itukah sumber kehidupan? Apakah manusia dapat menciptakan manusia lain?

Victor yang gila pun mulai bekerja untuk meniru ciptaan terbesar Tuhan. Ia membuat monster dari serpihan dan potongan orang mati. Serpihan dan potongan tubuh itu disatukan dengan cara dijahit bersama, dan dihidupkan lagi menggunakan listrik dari petir. Tak perlu dikatakan, terlepas dari semua yang telah dilakukannya, eksperimen itu jadi lepas kendali.

Jerman Dalam Balutan Kabut Tambora

Letusan Tambora 1815 mengguncang dunia. Di Jerman, pasca letusan dahsyat itu membawa dampak yang luar biasa. Negara ini mengalami kegelapan dan diabadikan oleh seorang pelukis bernama Casper David Friedrich dalam lukisan temaram Kota dan Pelabuhan Jerman di tahun 1815-1816. Foto lukisan yang pertama adalah temaram kota Neubrandenberg di Jerman dan foto di bawah adalah suasana temaram pelabuhan di Jerman. Foto lukisan ini dikirim oleh teman saya Edi Susilo.

Setelah diketahui bahwa kegelapan itu disebabkan oleh letusan Tambora, Jerman mengirimkan pakar Bio Geografi Dr. Benhard Rensch dan kawan kawan untuk melakukan eksplorasi ke Indonesia khususnya ke kepulauan Nusa Tenggara guna melakukan penelitian. Para peneliti Jerman menyisir pulau Sumbawa hingga ke Timor.

Bio-geografi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Bio Geografi bertujuan untuk mengungkapkan latarbelakang kehidupan organisme dan apa yang mempengaruhinya.
Hasil dari penelitian ini diterbitkan pada tahun 1830 dengan judul "Eine Biologisch Reise Nach Den Kleinch Sunda- Inseln.Laporan penelitian ini sangat penting bagi kita untuk mengetahui keakaragaman hayati di pulau Sumbawa sebagai dampak letusan dahsyat Tambora. Mudah mudahan sudah diterjemahkan.

( Bersambung )
« PREV
NEXT »

Tidak ada komentar