Nah.... mengambil hikmah dari wabah corona, mari kita senantiasa bersih diri, bersih pikiran, bersih hati. Meninggalkan Ra'a Rima yang baik. Taho di wa'a dan taho di wi'i.
Alan
Malingi, seorang penulis kenamaan di Bima, memulai tulisan singkatnya dengan Kata
“Ra’a”, yang menurutnya jika diIndonesiakan akan memiliki dua arti. Yakni, bisa
berarti bekas dan juga bisa berarti darah. Sedangkan “Rima” berarti tangan.
Namun
secara filosofis, selanjutnya ia menukas, Istilah “Ra’a Rima” merujuk pada
bekas tangan yang nemiliki pengertian hasil kerja atau karya yang diperbuat
seseorang ketika mengabdi atau menjalankan tugas di suatu tempat.
Berikutnya
tanpa disadur Alan Malingi melanjutkan…..
Ra’a Rima
yang baik tentunya akan menjadi ladang amal dan pahala yang dirasakan oleh
semua orang. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat atau apapun peran kita di
masyarakat te...tunya kita senantiasa berupaya meninggalkan jejak yang baik,
hasil karya yang baik yang akan dikenang. Ra a Rima yang tidak baik bukan saja
kita yang merasakan, tetapi berdampak pada anak cucu.
Saya
terkesan ketika mewawancarai Ir. H.Muchlis HMA( mantan sekda Kabupaten Bima)
dalam rangka menulis short biografi ayahandanya almarhum H.Muhammad Amin.
Diceritakan Muchlis, ayahandanya selalu berpesan kepada anak anaknya dengan sebuah ungkapan " Taho di wa'a taho di wi'i "
artinya kebaikan yang kita bawa dan kebaikan pula yang kita titipkan".
Ungkapan Ra
a Rima dan Taho di wa a taho di wi i hendaknya menjadi spirit bagi kita dalam
setiap persimpangam tugas. Kita tinggalkan yang baik untuk dikenang. Kita bawa
juga yang baik untuk bekal kita
melangkah sampai ke akhirat.
Nah....
mengambil hikmah dari wabah corona, mari kita senantiasa bersih diri, bersih
pikiran, bersih hati. Meninggalkan ra a rima yang baik. Taho di wa'a dan taho
di wi'i.
Gajah mati
meninggalkan gading. Manusia mati meninggalkan nama.Maka mari meninggalkan nama
yang baik untuk selalu dikenang.
Penulis :
Alan Malingi
Penyadur :
Mustamin M.Nur
Tidak ada komentar
Posting Komentar