Filosofi Bima "Ra'a Rima" di Tengah Wabah Corona ala Alan Malingi - Media Tabaca
BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

header-ad

Filosofi Bima "Ra'a Rima" di Tengah Wabah Corona ala Alan Malingi


Nah.... mengambil hikmah dari wabah corona, mari kita senantiasa bersih diri, bersih pikiran, bersih hati. Meninggalkan Ra'a Rima yang baik. Taho di wa'a dan taho di wi'i.

Alan Malingi, seorang penulis kenamaan di Bima, memulai tulisan singkatnya dengan Kata “Ra’a”, yang menurutnya jika diIndonesiakan akan memiliki dua arti. Yakni, bisa berarti bekas dan juga bisa berarti darah. Sedangkan “Rima” berarti tangan.

Namun secara filosofis, selanjutnya ia menukas, Istilah “Ra’a Rima” merujuk pada bekas tangan yang nemiliki pengertian hasil kerja atau karya yang diperbuat seseorang ketika mengabdi atau menjalankan tugas di suatu tempat.

Berikutnya tanpa disadur Alan Malingi melanjutkan…..

Ra’a Rima yang baik tentunya akan menjadi ladang amal dan pahala yang dirasakan oleh semua orang. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat atau apapun peran kita di masyarakat te...tunya kita senantiasa berupaya meninggalkan jejak yang baik, hasil karya yang baik yang akan dikenang. Ra a Rima yang tidak baik bukan saja kita yang merasakan, tetapi berdampak pada anak cucu.

Saya terkesan ketika mewawancarai Ir. H.Muchlis HMA( mantan sekda Kabupaten Bima) dalam rangka menulis short biografi ayahandanya almarhum H.Muhammad Amin.

Diceritakan Muchlis, ayahandanya selalu berpesan  kepada anak anaknya  dengan sebuah ungkapan  " Taho di wa'a taho di wi'i " artinya kebaikan yang kita bawa dan kebaikan pula yang kita titipkan".

Ungkapan Ra a Rima dan Taho di wa a taho di wi i hendaknya menjadi spirit bagi kita dalam setiap persimpangam tugas. Kita tinggalkan yang baik untuk dikenang. Kita bawa juga yang baik  untuk bekal kita melangkah sampai ke akhirat.

Nah.... mengambil hikmah dari wabah corona, mari kita senantiasa bersih diri, bersih pikiran, bersih hati. Meninggalkan ra a rima yang baik. Taho di wa'a dan taho di wi'i.

Gajah mati meninggalkan gading. Manusia mati meninggalkan nama.Maka mari meninggalkan nama yang baik untuk selalu dikenang.

Penulis : Alan Malingi
Penyadur : Mustamin M.Nur
« PREV
NEXT »

Tidak ada komentar