Mataram,
Tabaca.- Pemerintah NTB melalui Dinas Perdagangan melakukan operasi
pasar untuk monitoring perkembangan harga sembako dan antisipasi penimbunan
bahan pokok oleh tengkulak, distributor, retailer dan oknum lainnya yang
mamanfaatkan situasi ditengah pandemi Covid-19 di wilayah NTB. Operasi pasar
merupakan upaya pemerintah untuk memastikan kebutuhan bahan pokok di NTB
terpenuhi selama wabah corona.
Dalam operasi kali ini, Pemerintah NTB bekerja sama dengan
Satgas Pangan Polda NTB meninjau langsung sejumlah ritel modern dalam hal ini
seperti toko, supermarket dan penyediaan bahan pokok lainnya. Juga memastikan
stok bahan pokok yang ada di masing-masing distributor terpenuhi di
NTB.Terutama stok Bapok yang ada disekitar Kota Mataram hingga ke wilayah
Kabupaten Lombok Barat.
Kepala Dinas Perdagangan NTB, Drs. H. Fathurrahman, M.Si
menjelaskan, untuk kebutuhan bahan pokok seperti beras hingga saat ini masih
tetap stabil, baik dari segi harga dan stok yang tersedia. Berdasarkan
keterangan dari Bulog bahwa stok beras di NTB saat ini mencapai 41.000 Ton dan
terdapat 11 Ton Gabah kering. Jika dikalkulasikan dengan kebutuhan masyarakat
NTB per harinya hanya mencapai 6.000 Ton beras. Belum lagi jumlah beras yang
masuk per hari ke Divre Bulog mencapai 100 Ton. Artinya stok beras di NTB masih
tetap aman untuk ke depannya.
"Dengan jumlah yang cukup banyak, maka stok beras untuk
belasan bulan ke depan masih terpantau aman," ungkapnya usai memantau
langsung kebutuhan Bapok di Ruby Supermarket Mataram, Senin (30/3/20).
Tidak hanya itu, Kata pria yang pernah menjabat kepala BKD
NTB tersebut, Stok beras juga ada penambahan dari Bulog pusat sekitar 29.000
ton beras yang akan didistribusikan ke daerah NTB. Sehingga ketersediaan beras
di NTB tidak ada persoalan. Selain beras, kebutuhan pokok seperti gula, minyak
goreng, telur ayam dan kebutuhan pokok lainnya tidak terlepas dari pantauan.
Untuk gula memang ada kenaikan harga beli menjadi Rp.16.700/kg dari suplier
sehingga di jual dgn harga Rp.17.300/kg. Sedangkan harga eceran tertinggi dari
pemerintah sebelumnya adalah Rp.12.500/kg.
"Artinya ada kenaikan sebesar Rp 5.800/kg dan kenaikan
tersebut cukup tinggi di masyarakat. Kenaikan ini disebabkan perusahaan gula
lokal di Pulau Sumbawa mengalami kekurangan stok pembuatan gula,"
ungkapnya.
Meski demikian, pihak Bulog NTB juga akan mendapatkan 1000
ton gula dari Bulog Pusat. Sedangkan untuk persediaan minyak goreng maupun
telur ayam masih aman karena Bulog sendiri mengadakan program pelayanan
penjualan langsung ke masyarakat sebanyak 100 liter per harinya. Untuk
ketersediaan minyak goreng tetap ada dalam seminggu untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat begitupun dengan telur ayam.
Sementara itu, Satgas Pangan Polda NTB, Kombes Pol I Putu
Gede Ekawana yang ikut melakukan operasi pasar mengingatkan kembali kepada para
tengkulak dan distributor yang melakukan spekulan terhadap kenaikan harga bahan
pokok. Pasalnya, situasi yang masih dalam tahap darurat virus corona dinilai
tidak manusiawi jika terjadi spekulan harga yang merugikan masyarakat
banyak.
"Kalau ada para pemangku yang melakukan aktivitas
penimbunan dan memainkan harga maka kami tidak segan-segan menindak tegas dan
kami akan terus melakukan pengawasan yang intensif," tegasnya.
Apalagi mencari celah demi mendapatkan keuntungan yang
banyak dalam situasi yang tidak memungkinkan ini. Imbasnya semakin memperburuk
situasi masyarakat ditengah pendemi virus corona tersebut.
Adapun operasi kali ini, dilakukan di sejumlah sejumlah
titik. Diantaranya, Ruby Supermarket, Niaga Supermarket, UD. Sukses Karya
Mandiri Selagalas, Alfa Mart Gudang Labuapi, UD. Sinta Telur Ayam. Indomarco
Labuapi, JB. Gudang Kediri dan Indomaret Gudang Baypass Bandara.
Sumber : Diskominfotik NTB
Editor : Mustamin M. Nur
Tidak ada komentar
Posting Komentar